Muslimah juga tidak menyekutukan Allah i?• dalam ibadahnya baik Syirik Akbar (besar), yaitu menyekutukan-Nya dalam would’a, sebagaimana couples sex app firman-Nya,aˆ? Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdo’a kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya, tetapi tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat tiba-tiba mereka kembali mempersekutukan Allahaˆ?, ( QS. al-Ankabut;65)
Atau syirik dalam niat dengan menjadikan tujuan amalnya hanya semata untuk dunia, Allah i?• berfirman, aˆ? Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikanaˆ?, (QS.Hud;15)
Syirik dalam ketaatan dengan memberi ketaatan yang sama antara Allah dengan makhluk-Nya, Sebagaimana firman-Nya, aˆ? Mereka menjadikan orang-orang alim dan pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allahaˆ?, ( -Taubah;31 )
Syirik dalam cinta dengan mencintai selain Allah i?• menyamai cintanya kepada Allah i?• , sebagaimana firman-Nya,aˆ? Dan di antara manusia ada yang menjadikan sekutu-sekutu selain Allah, mereka mencintainya seperti mencintai Allahaˆ?, ( QS. al- Baqarah;165 ).
Kedua; syirik Ashghar (kecil), yaitu beberapa perbuatan yang yang disebutkan oleh Al-Qur’an dan hadits sebagai syirik tetapi tidak termasuk syirik besar seperti bersumpah dengan selain Allah i?• dan riya’ sebagaimana hadits Nabi yang artinya, aˆ?Sesungguhnya perkara yang paling aku khawatir kepada kalian adalah syirik kecil yaitu riya’, (HR.Ahmad)
Ketiga; Syirik khofi (sabarkan oleh Rasulullah dalam sabdanya, aˆ?Bagaimana sekiranya aku beritau kalian tentang sesuatu yang lebih aku takuti (terjadi) pada kalian daripada AL-Masih Ad-Dajjal?, mereka menjawab, Ya, wahai Rasulullah!. Ahmad , dari Abi Sa’id Al-Khudri). Oleh sebab itu beliau mengajarkan create’a sebagai berikut;
Juga Allah mensejajarkan perintah berbuat baik pada orang tua, dengan kewajiban beribadah kepada-Nya (QS
Artinya, aˆ?Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari segala perbuatan syirik yang kuketahui, dan aku memohon ampunan-Mu dari dosa yang tidak kuketahuiaˆ?.
Kedua, Qhanithat (taat). Al-Hafidz Imaduddin Abil Fida’ Ismail Ibnu Katsir menulis perkataan Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan Qhanithat dalam ayat ini adalah taat kepada suaminya. karena lafadz ayat ini umum, maka taat yang dimaksud juga meliputi taat kepada kedua orang tua, sebagaimana firman Allah i?• , aˆ? Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu u berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah mengatakan kepada keduanya perkataan aˆ?ahaˆ?, dan u membentak mereka dan ucapkan kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah; aˆ?Wahai Tuhanku kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecilaˆ?. (QS.Al -Isra’; 23-24)
Ibu dan bapak adalah orang yang pertama setelah Allah i?• yang berjasa mewujudkan kita di dunia. Tidak ada seorangpun setelah Nabi Adam dan Nabi Isa yang terlahir tanpa proses kedua orang tua. Perjalanan panjang sejak dari setetes mani, menjadi darah kemudian segumpal daging yang akhirnya menjadi manusia yang sempurna membutuhkan perjuangan yang berat dari mereka berdua. Al-Qur’an sendiri mengilustrasikan perjuangan berat tersebut dengan lafaz aˆ?Wahnan Ala Wahninaˆ? (lemah di atas kelemahan), (QS.Lukman;13), di ayat lain dengan kata-kata aˆ?Hamalathu Kurhan wa Wadha’athu Kurhanaˆ? (Mengandungnya dengan susah dan melahirkan dengan susah pula). (QS.Al-Ahqaf;15).
Beliau bersabda, aˆ?Syirik yang samar, seperti seorang yang berdiri lalu dia melakukan shalat maka dia perbagus shalatnya karena dia melihat ada orang lain yang melihatnyaaˆ?, ( hour
Allah i?• menceritakan semuanya dengan tujuan sebagaimana di akhir ayat, agar setiap anak manusia bisa bersyukur kepada Allah dan kepada orang tuanya. Bersyukur kepada Allah kata Syekh As-Sa’di, aˆ?Yaitu dengan beribadah kepada Allah yang menciptakanya dan pai keberadaannya di dunia untuk maksiat kepada Allah. Adapun bersyukur kepada orang tua yaitu dengan berbuat baik dan taat kepada keduanya. (Taisir Karimurrahman; hal. 597) .
Kewajiban berbuat baik kepada orang tua diperintahkan oleh Allah i?• dengan menggunakan lafaz aˆ? Wawasshaina aˆ? (Kami wasiatkan) kepada manusia (QS.Al-Ankabut;8, Lukman;14). Ini dimaksudkan agar manusia tetap ingat kepada kewajiban tersebut apapun profesi dan kedudukannya kelak. Isra’; 23), menunjukkan betapa agungnya perintah tersebut. Maka ketika Rasulullah i?? ditanya perbuatan apa yang paling afdhal , beliau menjawab setelah shalat di awal waktu adalah berbakti pada orang tua (HR.Bukhari Muslim).